Kunang-kunang adalah sejenis serangga
yang dapat mengeluarkan cahaya yang akan sangat jelas tampak pada malam hari,
cahaya yan dikeluarkan dapat berwarna merah pucat, kuning, atau hijau, dengan
efisiensi sampai 96 persen. Terkait dengan hal inlah par ilmuan sangat tertarik
dengan kunang-kunang, yang mana lampunya bisa efisien hingga 96 persen,
sedangkan ilmuan hanya mampu membuat efisiensi lampu 10 persen. Yang dimaksud
disini adalah efisiensi meminimalisir panas dari cahaya dan energy yang
digunakan.
Cahaya kunang-kunang dikeluarkan oleh
organ khusus yang tersusun atas sel-sel penghasil cahaya yang disebut fotosit.
Organ ini terletak pada ruas ke-4 atau ke-5 dari tubuhnya. Kerlipan cahaya
kunang-kunang merupakan hasil reaksi kimia yang melibatkan zat kimia bernama
luciferin yang dihasilkan sel-sel penghasil cahaya. Melalui serangkaian tahapan
reaksi kimia, luciferin dengan bantuan enzim luciferase dan beberapa zat
tertentu bereaksi membentuk sejumlah zat kimia baru dengan melepaskan hampir
100% energi dalam bentuk cahaya. Energi yang terbuang sebagai panas sangat
sedikit sekali. Bandingkan dengan lampu listrik buatan manusia.
Untuk menjadi bentuknya yang sekarang, lampu pijar harus melalui proses penelitian panjang, yaitu 50 tahun lebih. Perkembangan bola lampu listrik dimulai dari sejak Sir Humprey Davy di tahun 1811. Thomas Alva Edison berhasil mengembangkannya menjadi bola lampu listrik di tahun 1878. Saat itu Edison mengirim orang ke berbagai penjuru dunia untuk mencari bahan terbaik sebagai kawat pijar (”filamen”) bola lampu. Ia mencoba tak kurang dari 6000 bahan kawat atau serat, termasuk dari tumbuhan seperti bambu, sebelum akhirnya ditemukan filamen awet yang tidak mudah terbakar dalam bola kaca tak-beroksigen. Edison-lah yang lalu membidani berdirinya perusahaan Edison General Electric, yang kini menjadi raksasa dunia: General Electric.
Begitulah, sejak Thomas Edison hingga kini, tak ada teknologi lampu listrik yang menyamai lampu kunang-kunang yang dingin.
Untuk menjadi bentuknya yang sekarang, lampu pijar harus melalui proses penelitian panjang, yaitu 50 tahun lebih. Perkembangan bola lampu listrik dimulai dari sejak Sir Humprey Davy di tahun 1811. Thomas Alva Edison berhasil mengembangkannya menjadi bola lampu listrik di tahun 1878. Saat itu Edison mengirim orang ke berbagai penjuru dunia untuk mencari bahan terbaik sebagai kawat pijar (”filamen”) bola lampu. Ia mencoba tak kurang dari 6000 bahan kawat atau serat, termasuk dari tumbuhan seperti bambu, sebelum akhirnya ditemukan filamen awet yang tidak mudah terbakar dalam bola kaca tak-beroksigen. Edison-lah yang lalu membidani berdirinya perusahaan Edison General Electric, yang kini menjadi raksasa dunia: General Electric.
Begitulah, sejak Thomas Edison hingga kini, tak ada teknologi lampu listrik yang menyamai lampu kunang-kunang yang dingin.
Cahaya ini berguna sebagai tanda saling
mengenal, atau bisa jadi untuk pemberi tanda kawin. Tapi sebagian kunang-kunang
juga mengeluarkan cahaya meraka sebagai tanda peringatan kepada sesame jenis
bahwa ada musuh di sekitar, juga peringatan untuk musuh bahwa mereka bukan
makanan yang lezat.
Sayangnya hewan unik ini memiliki
waktu hidup yang cenderung sangat singkat, rata-rata rentang usia kunang-kunang
hanya sekitar 2 bulan saja.
No comments:
Post a Comment